Printer DTG sebagai Teknologi Sablon Kaos Tercanggih
Abad 21 merupakan jamannya teknologi canggih bermunculan menggantikan teknologi-teknologi lama yang sudah mulai ditinggalkan. Abad ini juga ditandai muncul suatu printer sablon kaos yang bisa mencetak gambar di media kaos langsung. Printer DTG berbeda jauh dengan sablon manual dan sablon digital, printer DTG merupakan teknik baru untuk menyablon kaos.
Printer DTG yang banyak beredar di Indonesia kebanyakan merupakan suatu modifikasi dari printer kertas biasa yang bermerk Epson. Printer Epson yang paling banyak dimodifikasi dikarenakan printhead epson memiliki teknologi micropiezzo yaitu suatu cara menembak tinta dengan teknologi tercanggih. Tipe printer yang biasa digunakan adalah tipe T13, R230, 1390, R2000, R3000, 2200, 2800 dan tipe-tipe epson terbaru.
Harga Printer DTG
Di Indonesia printer DTG rakitan lokal anak negeri biasa dijual dengan range harga 5juta sampai 30 juta rupiah tergantung spesifikasi printer tersebut. Sedangkan untuk printer-printer import harganya mencapai ratusan juta rupiah bahkan ada yang mencapai milyaran rupiah yaitu printer merk Kornit.
Tentunya bila anda melihat dari segi harga, modal untuk membeli saja bisa dikatakan berkali-kali lipat dari membeli peralatan untuk sablon manual biasa. Hal ini tentu saja bisa dikatakan hambatan yang menghambat seseorang untuk berbisnis kaos menggunakan printer DTG.
Printer DTG Rakitan Lokal vs Import
Printer DTG baik itu buatan lokal maupun import pada umumnya merupakan printer modifikasi dari printer Epson kecuali Brother dan Epson F2000 yang merupakan DTG keluaran dari Epson. Lalu apa yang membedakan ? Yang membedakan adalah terletak pada modifikasi, software dan jenis penggeraknya. DTG lokal bisa sangat murah dikarenakan kebanyakan modifikasinya masih homemade / tidak standart pabrik, masih banyak yang menggunakan kayu dan bahan murah lainnya sedangkan DTG import sudah standart pabrik dengan casing yang sangat profesional.
Dari segi software pun sangat berbeda jauh, Software yang digunakan pada DTG Lokal kebanyakan memakai software Acrorip bajakan. Sedangkan DTG import memakai software berlisensi seperti Ekprint, Cadlink, DTG PrintPro, Khotari dan masih banyak lagi. Hasil menggunakan software bajakan dan berlisensi pun sangat jauh, software bajakan hasilnya seadanya saja sedangkan software berlisensi hasilnya lebih nyata dan lebih hidup, untuk tinta yang dikeluarkan pun berbeda jauh, jika menggunakan software berlisensi jumlah tinta yang dikeluarkan lebih hemat.
Printer DTG dibandingkan dengan Sablon Manual
Perbedaan paling nyata antara printer DTG dengan sablon manual adalah pada penggunaan teknologinya. Printer DTG menggunakan laptop atau komputer yang dihubungkan ke printer, bisa langsung print dari komputer langsung ke printer, lalu printer mencetak langsung ke kaos. Berbeda jauh dengan sablon manual yang harus menyiapkan screen film, afdruk, harus menggesut yang tentunya memakan waktu yang sangat lama. Oleh karena itulah cetak kaos dtg bisa ditunggu !
Untuk menghasilkan 1 kaos memakai printer DTG tidak lebih dari 30menit dari proses awal sampai finishing, jika memakai sablon manual akan memakan waktu berjam-jam dari proses setting film sampai finishing. Hal yang membedakan lainnya adalah proses belajar pada printer DTG relatif agak cepat dibandingkan sablon manual.
Printer DTG sebagai teknologi yang sedang berkembang
Printer DTG bisa dibilang merupakan teknologi terbaru dikarenakan baru tahun 2004 teknologi ini muncul. Penunjang seperti tinta, software dan jenis bahan kain kaos pun seiring waktu menyesuaikan diri dengan teknologi ini. Masih banyak kekurangan printer DTG tetapi seiring waktu kami percaya bahwa teknologi printer DTG akan semakin canggih.